suarasurabaya.net| Tidak hanya membudidayakan
lele, tapi juga menciptakan sendiri pakan alternatif untuk lele.
Menghasilkan lele yang lebih gemuk tapi dengan biaya yang lebih irit.
Alhasil, keuntungan yang diperoleh pun bisa lebih dari 50 persen.
Itulah
yang dilakukan warga Pakis Tirtosari 13 dan 13A RT 4 RW 5 Kelurahan
Pakis Kecamatan Sawahan yang tergabung dalam Kelompok Budidaya Ikan
Gotong Royong Kelurahan Pakis. Sejak 2010, mereka mulai membudiyakan
lele. Saat ini, sudah ada 52 kolam yang masing-masing dipegang satu
kelompok.
Tidak hanya beternak lelek, kelompok pimpinan Saman Rusti itu juga
menciptakan pakan lele sendiri. Menurut Suratman satu diantara pengurus
kelompok budidaya tersebut pakan alternatif itu dibuat dari ketela
dicampur ampas tahu dan tepung ikan. Harga pakan ini hanya menghabiskan
biaya Rp 2.500. Bandingkan dengan pakan lele yang dibeli di pasaran yang
rata-rata mencapai Rp 7.500 atau bahkan R0 10 ribu.
"Hematnya bisa 50 persen lebih. Dengan pakan alternatif ini juga tidak meninggalkan bau di kolam lele," kata Suratman pada suarasurabaya.net, Minggu (27/5/2012).
Untuk satu kolam berisi 500-750 ekor lele hanya membutuhkan pakan
seharga Rp 6 ribu. Jika harus beli di pasaran dengan pakan sentrat
setidaknya keluar biaya Rp 13 ribu per kolam.
Kualitas lele pun jauh lebih baik dengan pakan alternatif. Lele yang
dihasilkan lebih gemuk. Rata-rata seberat 600-800 gram. Untuk induk lele
bahkan bisa seberat 2,5 kg.
Arismunandar Kabid Perikanan dan Kelautan Dinas Pertanian Surabaya
mengatakan selain pakan alternatif, warga Pakis Tirtosari juga membuat
sendiri probiotik. Obat ini digunakan sebagai campuran air agar tidak
bau dan menjaga kualitas air kolam lele.
"Jika sudah dicampur prebiotik, akan tumbuh plankton yang bisa
memperbaiki kualitas air. Dia juga tidak bau dan air juga tidak harus
diganti selama 2,5 bulan," ujarnya.
Ikan lele bisa dipanen membutuhkan waktu 2,5 bulan. Air kolam yang sudah
dicampur prebiotik bisa bertahan hingga waktu panen tiba, sehingga
tidak perlu repot mengganti air.
Dengan menghemat air dan pakan alternatis, keuntungan dari hasil
penjualan lele pun bisa sampai 50 persen lebih. Satu ekornya bisa dijual
dengan harga Rp 10 ribu- 11 ribu atau sekitar Rp 50 ribu untuk setiap
kolam.
Hasil budidaya ikan lele ini juga mendapat perhatian dari Tri
Rismaharini Walikota Surabaya dan Wisnu Sakti Buana Wakil Ketua DPRD
Surabaya. Keduanya didampingi Camat Sawahan dan Lurah Pakis meninjau
langsung lokasi budidaya ikan lele. Risma bahkan sempat menebar benih
dan memanen lele dari kolam. Budidaya semacam ini diapresiasi Risma
karena merupakan pemberdayaan ekonomi bagi warga setempat.(git)
Teks Foto :
- Tri Rismaharini Walikota Surabaya meninjau langsung lokasi budidaya lele di Pakis Tirtosari.
Foto : Gita suarasurabaya.net
Cari di Blog Ini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Posting Populer
-
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau ...
-
Mengingat pentingnya empan dan banyaknya pertanyaan seputar pakan, maka kami berikan sedikit informasi tambahan mengenai pelet ikan lele tip...
-
Minggu, 15/05/2011 13:30 WIB Surabaya - Bagi Anda penggemar lele, tidak ada salahnya mencoba menu yang satu ini. Sajian menu lele k...
1 comment:
Sayangnya tidak dicantumkan cara pembuatan pakan nya.
Kalau ada info tolong kirim via email ya mas/mbk :)
Lg mau nyoba budidaya lele tp hemat biaya
Wawan_wanesta@yahoo.com
Post a Comment