Cari di Blog Ini

Lele Dumbo Cocok Hidup di Lereng Merapi



SLEMAN- Lele dumbo diprediksi mampu menjadi mata pencaharian bagi masyarakat lereng Merapi. Bagaimana tidak, ikan air tawar itu dinilai paling bagus dibudidayakan di kawasan lereng gunung paling aktif di Indonesia itu. Terbukti, pada panen ke-dua di kolam shelter Kuwang, hasilnya cukup memuaskan. Budidaya lele merupakan program pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah dengan kucuran dana hibah sebesar Rp 7,2 milyar.
“Hasilnya sangat bagus. Dari 60 kilogram bibit yang saya tebar, setidaknya bisa menghasilkan lebih dari 2 kuintal lele dewasa per kolam,” ungkap Wafirudin,50, warga korban erupsi Merapi asal dusun Bakalan, Argomulyo, Cangkringan saat istirahat memanen lele di kolam Kuwang, kemarin (27/4).
Lele dumbo, imbuh Wafirudin, cukup bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan, sehingga menjadi komoditi yang dibudidayakan. “Kalau ikan lain gampang kena jamur,” jelas tukang bangunan yang memutuskan alih profesi petani ikan.
Dikatakan Wafirudin, bibit dan pakan lele didapat dari lembaga pendamping. Tiap kolam ukuran 12 meter persegi dan kedalaman 90 centimeter. Sekali tebar bibit bisa dipanen setelah satu bulan. Selanjutnya panen dilakukan 2 kali tiap seminggu.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi DIJ Sudiyanto mengatakan program budidaya ikan ini membutuhkan 2.640 kolam. “Hingga saat ini baru tersedia sekitar 25 persen,” katanya.
Menurut Sudiyanto, target program setiap Kepala Keluarga (KK) mengelola 1 kolam. Sebelum semua kolam tersedia, maka dikelola oleh kelompok. Per kelompok terdiri 20 orang. Sudiyanto optimistis budidaya lele mampu menjadi andalan pemasukan bagi korban Merapi. Tentu saja jika didukung sarana pemasaran.
Kebutuhan lele di DIJ, kata Sudiyanto, mencapai 12 ton per hari. Selama ini kebutuhan itu hanya bisa dipenuhi sebanyak 4-5 ton dari wilayah DIJ. Sisanya mengambil dari luar daerah. “Harapannya kedepan, petani ikan di shelter bisa menjadi pemasok lele di DIJ,” katanya.
Pendamping pelaksana budidaya ikan lele Sadikin menambahkan soal pemasaran, pemerintah telah menggandeng ppihak swasta. Juga untuk pengadaan pakan dan bibit. Pakan dihargai 6.500/kilogram dan bibit 16 ribu/kilogram. “Kalau penjualan lele tetap mengikuti harga pasar. Dan tiap kali panen sudah ada yang menampung, berapapun hasilnya,” jelasnya.
Disebutkan Sadikin, jika hasil panen sesuai target, tiap kolam bisa menghasilkan uang sebesar Rp 2,4 juta. Itu dengan asumsi harga pasaran lele dumbo saat ini Rp 10.500/kilogram. Pemasaran lele dumbo sementara untuk memenuhi kebutuhan lokal wilayah DIJ. Panen ikan kali ini dihadiri oleh Wakil Gubernur DIJ Paku Alam IX beserta jajaran pejabat teras pemprov DIJ dan pemkab Sleman. (yog)

No comments:

Posting Populer