Segar Dijual Rp12 Ribu, setelah Diasapi Rp90 Ribu Sekilo
Keberhasilan kelompok usaha yang beralamat di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie ini tak terlepas dari kejelian Zarpendi dalam melihat peluang dan potensi perikanan Pasbar, khususnya ikan lele. Selama pengelolaan lebih kurang 2,5 bulan, ia menyimpulkan membudidayakan ikan lele mudah dalam perawatannya. Keuntungan yang didapat, juga mampu meningkatkan perekonomian keluarga.
Awal terbentuknya kelompok usaha ini sejak 2005 silam. Ia bersama rekan-rekannya yang beranggotakan 12 orang mulai mencoba membuat kolam ikan sebanyak empat petak berukuran 3x4 meter untuk pembudidayaan ikan lele.
Seiring perjalanan waktu, usaha ini berkembang dari tahun ke tahun. Kini, usaha pembibitan ikan lele yang dikelolanya mencapai luas dua hektare. Dari kolam ini, dapat dihasilkan ikan lele 1.500 Kg setiap bulannya.
Dari total produksi sebanyak 1.500 Kg itu, sekitar 500 Kg nya dipasarkan dalam keadaan segar. Sisanya 1.000 Kg diolah menjadi aneka produk makanan yang berbahan baku ikan lele. Seperti lele asap, kerupuk lele dan sebagainya.
Berbicara mengenai aneka produk olahan yang dihasilkan kelompok ini juga tak terlepas dari kejeliannya melihat situasi dan perkembangan pasar. Dengan melakukan diversifikasi usaha tersebut, kini lele asap menjadi ikon Pasbar.
”Kami berpikir, selain dipasarkan dalam keadaan ikan segar, jika diolah ke dalam sebuah produk makanan tentunya pangsa pasar akan semakin luas. Ternyata diversifikasi usaha yang kami lakukan dapat diterima pasar. Saat ini, permintaan terhadap lele asap tidak saja berasal dari Sumbar, tapi juga di luar Sumbar,” ujar Zarpendi.
Ia menceritakan, usaha pengolahan ikan lele menjadi lele asap ini dimulai 2007 lalu. Produk olahan ini, bernilai jual tinggi dibanding dijual dalam bentuk ikan segar. Ia mencontohkan, jika 1 Kg ikan lele segar dijual harga Rp12.000, namun setelah diolah menjadi lele asap, harganya bisa mencapai Rp70.000-Rp90.000 per Kg.
Pada pengolahan lele asap ini, kelompok melakukan di tempat pengolahan dari bantuan Dinas DKP Pasbar dengan oven pengasapan dari DKP provinsi. Sedangkan untuk pengemasan menggunakan vacuum sealer dari Dinas Koperindag dan UKM Pasbar.
Kini, lele asap ini ditetapkan menjadi ikon produk makanan khas Pasbar oleh Pemkab Pasbar. Tak tanggung-tanggung, kelompok pengolahan ikan lele asap “Family” ini juga ditetapkan untuk mewakili Sumbar dalam lomba Usaha Kecil Menengah (UKM) tingkat nasional 2009.
Guna mendukung perluasan usaha pembudidayaan ikan lele ini, Pemkab melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dan Dinas Koperindag dan UKM terus menggalakkan usaha ikan lele ini ke tengah-tengah masyarakat, berikut dengan produk olahan berbahan baku ikan lele.
Kepala DKP Pasbar, Syafrialis mengatakan khusus pada pengolahan lele asap, kelompok ini telah diberi bantuan berupa oven pengasapan dari DKP Provinsi dan Dinas DKP Pasbar. Sedangkan Dinas Koperindag dan UKM Pasbar memberikan bantuan vacuum sealer untuk packing (pengemasan) produk olahan tersebut. (eri)
No comments:
Post a Comment