Bantul, CyberNews. Warga tepi pantai selatan, sejak beberapa bulan terakhir ini mengembangkan budidaya ikan lele di lahan pasir. Ternyata produktivitasnya cukup baik, karena minim penyakit dan airnya seteril meski kolamnya dibuat dari terpal. Bahkan produktifitas ikan lele yang ditanam di lahan pasir tergolong tinggi. Meski menggunakan kolam yang terbuat dari terpal, namun minim penyakit dan kondisi airnya lebih steril.
Menurut Ketua Forum Tri Tunggal, Saptono dari 8 kolam ikan lele, berhasil menghasilkan ikan sebanyak 1,8 ton. Hasil ini, kata dia, dinilai cukup baik karena pada awalnya mereka hanya coba-coba. ''Kami pikir ini hasil yang cukup lumayan, karena awalnya kami hanya coba-coba,'' katanya saat panen ikan lele bersama Wakil Bupati, Drs Sumarno Prs di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (2/3).
Lebih lanjut Saptono mengatakan, bahwa lahan pasir dimanfaatkan oleh pembudidaya karena tergolong marjinal dan dibiarkan terbengkalai. Pembudidaya pun memanfaatkan lahan pasir tersebut beberapa tahun belakangan ini. ''Dari hasil beberapa kali percobaan, ternyata hasilnya lebih bagus. Keberhasilan produktifitas tersebut, dikarenakan air yang digunakan diganti seminggu sekali dan berasal dari sumur bor yang ada di sekitar kolam,'' tambahnya.
Daya tahan lele juga dianggapnya lebih bagus. Angka kematian bibit lele hanya berkisar 1 persen. Meski saat ini ada anomali cuaca, namun lele lahan pasir mampu bertahan. Lebih jauh Saptono mengungkapkan, dari satu kolam diisi dengan 2.500 ekor lele. Karena merupakan pembesaran maka panen lele dilakukan dua bulan sekali. ''Untuk pemasaran, kami menjual ke seputaran DIY dan Jawa Tengah,'' kata Saptono.
Menurut Saptono, setiap petaknya dengan ukuran 6x8 meter bisa ditebari benih lele sebanyak 2.500 bibit ikan lele. Setelah berumur 1,5 bulan hingga 2 bulan ikan tersebut sudah bisa mulai dipanen dan dikonsumsi. Setiap panen bisa menghasilkan sekitar 2,3 kwintal, sedangkan setiap kilogramnya dijual dengan harga Rp 10.000. ''Dari pemeliharaan sampai panen, keuntungan kita bisa mencapai Rp 400 ribu,'' katanya. ''Sekarang ini kami sudah mempunyai 10 kolam,'' ujarnya lagi.
Sementara Wakil Bupati Bantul, Drs Sumarno Prs berharap agar pembudidaya lele tidak sekedar menjual lele dalam bentuk mentah, namun juga mengolah agar berdaya jual lebih tinggi. Dengan demikian, kesejahteraan anggota kelompok petani ikan lele akan meningkat. ''Kami berharap para petani nantinya juga menjual lele yang sudah matang,'' kata Wakil Bupati Bantul.
Sementara Kepala Kantor Cabang Jamsostek DIY, Abimanyu Unanto Dwi, menyatakan, sebagai mitra pembudidaya ikan, pihaknya menyediakan dana bergulir sebanyak Rp 941,5 juta. Bantuan tersebut diberikan untuk kelompok pembudidaya di Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul.
Karena ini merupakan program bergulir, mka pihaknya berharap agar pengembalian bantuan dapat dilakukan tepat waktu. Sebagai bentuk kepedulian Jamsostek, maka kesejahteraan rakyat menjadi tujuan utama. Dia menilai, dengan mapannya kesejahteraan rakyat maka sistem ketahanan sosial yang terbangun akan semakin kuat. Untuk itu, pihaknya berharap kepada masyarakat yang ada di pinggir pantai bisa memanfaatkan lahan yang ada.
( Sugiarto / CN27 / JBSM )
Cari di Blog Ini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Posting Populer
-
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau ...
-
Mengingat pentingnya empan dan banyaknya pertanyaan seputar pakan, maka kami berikan sedikit informasi tambahan mengenai pelet ikan lele tip...
-
Minggu, 15/05/2011 13:30 WIB Surabaya - Bagi Anda penggemar lele, tidak ada salahnya mencoba menu yang satu ini. Sajian menu lele k...
No comments:
Post a Comment